Rabu, 27 November 2013










Ratusan Pesilat PSHT Kepung Mapolsek Jetis Ponorogo



Ratusan pendekar dari Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mengepung Mapolsek Jetis Ponorogo, Senin (15/10/2012) dini hari.

Para pesilat tersebut datang karena kecewa dengan ucapan Kapolsek Jetis AKP Sumidyan yang mengatakan bahwa ada sejumlah anggota perguruan Perasudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo tidak membawa senjata tajam (sajam) saat terjadi bentrokan dengan antar kedua kubu di Desa Josari, Sabtu Siang (14/10).
Padahal, menurut keterangan anggota PSHT, sekelompok pesilat Setia Hati Winongo ada yang bawa sajam, pipa besi dan benda keras lainya.
Diketahui, aksi meluruk Mapolsek ini dipicu penyerbuan yang dilakukan 5 orang pesilat Setia Hati Winongo dari Desa Turi Kecamatan Jetis ke Deda Josari yang diketahui terdapat murid perguruan PSHT.
Menurut informasi yang dihimpun LICOM, penyerbuan itu dilakukan untuk mencari pelaku pencoretan logo atau gambar perguruan Setia Hati Winongo yang ada di Desa Josari. Diduga pelaku pencoretan logo Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) ini dilakukan oleh anggota PSHT desa setempat.
Sejumlah pesilat PSHT melaporkan, saat mendatangi Desa Josari itu para pesilat Setia Hati Winongo ada yang membawa senjata tajam.
Saat ini, kondisi masih memanas. Bahkan sekarang ketegangan meluas hingga ke Desa Karangan, Kecamatan Balong.
Bahkan seluruh warga Desa Bringinan Kecamatan Jambon yang beberapa waktu lalu menjadi korban pengrusakan oleh kelompok PSHT hingga pagi ini secara serentak memadamkan listrik. Mereka siaga satu, bila sewaktu-waktu kembali diserang.
Sementara itu, polisi masih berjaga-jaga hampir di seluruh wilayah Ponorogo bagian Tenggara dan Selatan untuk mengantisiasi terjadinya bentrokan antar kelompok perguruan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar